Jumat, 27 Agustus 2021

Gunung Merbabu Salatiga - Holidays Full of Memories

Baca Juga



Area Wisata di Puncak - Sudah lama sekali rasanya saya tidak menginjakkan kaki di puncak gunung Merbabu. Gunung yang terdapat di sebelah Selatan Kota Salatiga ini sebenarnya masuk dalam wilayah administratif kabupaten Magelang. 
 
Lereng gunungnya terkenal sebagai tempat pertapaan.  Pada abad ke 15, gunung ini pernah dijadikan tempat bertapa "Bujangga Manik". Gunung ini juga terkenal dengan mistiknya. Adanya kisah-kisah dari teman-teman pecinta alam dan masyarakat setempat terkadang membuat bulu kuduk berdiri ... Olalaa

Menurut mitos yang berkembang di masyarakat, di gunung Merbabu banyak sekali tempat - tempat mistik yang dihuni oleh makhluk - makhluk halus. Saya sudah 3 kali melakukan pendakian ke puncak gunung Merbabu dan berkemah di sekitar puncaknya. Namun, saya belum pernah ketemu dengan makhluk halus yang ada di gunung yang terkenal dengan "Pasar Setan". 

Ada juga cerita mengenai Watu Gubug. Lokasi ini merupakan jalur pendakian yang dimulai dari Tekelan. Watu Gubug adalah susunan dari batu-batu besar dan ada lubang kecil yang menyerupai gua. Tempat ini dipercaya sebagai pintu gerbang dari Istana Gaib Merbabu dan merupakan salah satu tempat bertapa. Lubang gua yang sangat kecil, ternyata bisa menampung lebih dari 10 orang. Uniknya, bila seseorang melihat lubang gua ini kecil maka dia tidak diterima oleh penguasa Istana Gaib Merbabu. Sedangkan bila dia melihat lubang itu besar, maka dia dapat masuk ke Istana Gaib Merbabu. 

Tinggi gunung Merbabu sekitar 3.145 dari atas permukaan air laut. Gunung ini pernah meletus tahun 1570 dan tidak ada informasi yang akurat mengenai letusannya. Akses menuju gunung ini dapat dilalui dari Yogyakarta ke Magelang menuju ke Kopeng. Bila dari Semarang, teman-teman dapat mengambil jalur kota Salatiga dan menuju ke kopeng. Untuk pendakian, biasanya kita mengambil jalur Tekelan ataupun Wekas. Bila dari Wekas jaraknya lebih pendek daripada Tekelan untuk mencapai Pos Pendakian.

Kopeng adalah tempat "Wisata Daerah Puncak" yang ada di bawah kaki bukit Merbabu. Tempatnya sangat sejuk dan kerap dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Banyak tempat-tempat wisata yang menarik di Kopeng. Di sini terdapat bumi perkemahan yang cukup terkenal yaitu perkemahan Umbul Songo yang sekelilingnya di tumbuhi pohon-pohon Pinus dan Cemara. Selain bumi perkemahan, untuk penginapan banyak sekali disediakan hotel dan villa - villa kecil. Teman-teman yang baru tiba di Kopeng, biasanya langsung disambut oleh masyarakat setempat yang menawarkan kamar-kamar tempat menginap dengan berbagai fasilitas, dari yang murah hingga yang mahal. 

Teman-teman juga dapat menyaksikan kebun-kebun sayur milik masyarakat yang tersusun rapi di sekitar kaki gunung Merbabu. Menyaksikan pemandangan di daerah kopeng ini dapat dilakukan dengan berjalan kaki ataupun menunggangi kuda yang banyak disewakan. Pasar-pasar tradisional yang terdapat di daerah Getasan layak juga teman-teman kunjungi, disini dijual hasil bumi  yang dapat dijadikan oleh-oleh, seperti : labu kuning, wortel, kubis, kol dan lain-lain.

Pendakian gunung Merbabu biasanya dilakukan pada malam hari agar tiba di puncak pada saat matahari terbit. Bila teman-teman kuat, perjalanan ke puncak bisa ditempuh dalam waktu 3-4 jam. Tapi kalo tidak kuat, apalagi bersama rombongan, perjalanan bisa ditempuh antara 5 - 8 jam. Udara di pegunungan sangat dingin. Untuk itu, teman-teman harus menyediakan perlengkapan yang memadai dalam melakukan pendakian. Tapi bila kita terus berjalan, udara dingin tidak terlalu dirasakan. Bahkan beberapa teman saya yang pria, mendaki hanya menggunakan kaos singlet ... edan. 

Untuk mencapai puncak gunung Merbabu, kita harus melewati 5 pos. Pos-pos ini berfungsi sebagai tempat-tempat beristirahat. Kita juga dapat bertukar informasi mengenai keadaan cuaca di pos berikutnya.Ataupun informasi mengenai jalur aman bebas longsor serta keadaan di bawah yang sudah kita lalui dengan sesama pendaki. Banyak juga pendaki yang membuka tenda di pos-pos yang ada. Biasanya pada malam 1 suro pada penanggalan jawa,  pos-pos ini dipenuhi dengan masyarakat, pendaki maupun wisatawan. Pada malam 1 suro, masyarakat setempat melakukan acara ritual di kawah gunung Merbabu.

Menuju puncak yang bernama Kenteng Songo, jalurnya sangat berbahaya. Lebar jalan hanya 1 meter dan kiri kanan jurang tanpa adanya pohon-pohon besar. Di sinilah kita bisa melihat pemandangan gunung - gunung yang terdapat di sekitar gunung Merbabu. Gunung Merapi sangat dekat dengan gunung Merbabu. Kelihatan asapnya mengepul di udara. Sebelah barat kita bisa melihat gunung Sindoro - Sumbing. Gunung Lawu bisa terlihat dari jauh dan ditandai dengan puncaknya yang memanjang.

Pada saat matahari terbit di puncak, kita akan menyaksikan pemandangan yang sangat indah. Di puncak gunung, saya sering merasa kecil bila dibandingkan dengan langit yang membentang dan gunung yang tinggi. Saya sangat menikmati dan mengagumi ciptaan Tuhan yang maha dahsyat ini. Pemandangan yang sangat indah dari puncak bukit,  membuat saya dan teman-teman berkali-kali mendaki gunung ini. Pada saat pendakian ke-3, kami gagal mencapai puncak karena dihalangi oleh kabut tebal dan hujan deras. Akhirnya kami memutuskan untuk turun dan membuka tenda di bawah puncak. Pada saat menuruni gunung Merbabu, kita dapat melihat padang rumput, hutan edelweis dan bunga-bunga indah di lereng bukit. Banyak pendaki yang mengambil bunga-bunga edelweis ini sebagai oleh-oleh dari gunung Merbabu. Meski para pecinta alam dan pengawas gunung Merbabu melarang untuk mengambilnya agar tidak punah, tapi tetap saja banyak pendaki yang nekat mengambilnya .... Olalaa

Banyak kenangan indah yang pernah kami lewati di "Wisata Daerah Puncak" bersama teman-teman pendaki. Tak terasa bayangan-bayangan itu muncul kembali, ketika saya menulis artikel ini.Anda berminat untuk mendaki dan berwisata ke Kopeng ? Luar biasa. Hmm .. kenangan yang tak terlupakan .... :)



3 komentar:

  1. Saya belum pernah naik ke Merbabu. Saya hanya dengar-dengar cerita dari teman-teman yang sering ke sana. Kisah makhluk halus malahan baru saya tahu dari tulisan ini. Teman-teman biasanya cerita keindahan gunungnya saja dan kelelahan mengasyikkan mereka setelah pendakian.

    BalasHapus
  2. trims udah mampir ... Ya namanya juga gunung jarang dihuni manusia. Rumah tua yang kosong aja di daerah perkotaan bisa ditempati makhluk halus apalagi gunung ... hehehehe

    BalasHapus