Mountain Climbing LAWU - Tak beda dengan Gunung Merbabu - Jawa Tengah pada saat kami melakukan pendakian ke gunung Lawu, kami juga diwanti oleh larangan-larangan.
Larangan tidak tertulis yang kami dapat dari sesama pendaki dan masyarakat setempat. Percaya atau tidak percaya, pendaki dilarang menggunakan baju berwarna hijau, karena para pengawal kerajaan makhluk halus menggunakan baju warna hijau. Tidak boleh sombong, mengucapkan kata-kata kotor, apalagi berbuat mesum ... Olalaa
Banyak yang menggangap enteng dengan larangan-larangan ini. Saat ada orang hilang, tertimpa bencana atau lagi sial di gunung Lawu, maka akan cepat sekali beredar kabar bahwa korban telah melanggar sesuatu yang dilarang. Mereka juga percaya kalo pada saat mendaki, hindari keluhan seperti kita mengeluh lelah maka tidak lama kemudiaan stamina kita akan merosot tajam. Mengeluh dingin maka akan kedinginan. Mengeluh lapar maka akan kelaparan
Sebaiknya kalo mendaki tidak boleh dengan jumlah orang yang ganjil. Alangkah baiknya bila genap untuk menghindari sial. Bila ada kabut yang menghampiri, sebaiknya kita tiarap ke tanah. Nah kalo ini sih ada benarnya, karena kalo kabut datang menghampiri pendaki, ya otomatis jalan di depan tidak kelihatan dan bisa tersesat. Walaupun menurut mereka, kabut itu adalah wujud dari makhluk halus penghuni gunung Lawu.
Untuk menghormati, kami cuma tersenyum tipis dan mengucapkan terima kasih banyak atas petunjuk yang kami terima. Adapun tempat tempat mistis yang dipercaya oleh masyarakat setempat adalah Sumur Jalatunda, Sendang Indten, Sendang Drajat, sendang Panguripan, Kawah Chandradimuka dan masih banyak lainnya.
Akhirnya saya dan teman-teman berhasil mendaki gunung Lawu. Rasa senang dan terharu luar biasa menyelimuti hati kami semua. Bagaimana tidak senang, dari berangkat hingga tiba di puncak kami diserang hujan deras dan angin kencang. Tapi untunglah pada pendakian pertama dan terakhir kami di gunung Lawu ini, kami berhasil mencapai puncak. Luar biasa ....
Sebenarnya ide awal pendakian gunung Lawu yang berada di perbatasan antara Jawa Tengah - Jawa Timur dan di ketinggian 3.265 m di atas permukaan laut muncul secara spontan. Waktu itu, kami baru menyelesaikan ujian mid semester dan lagi bokek-bokeknya. Setelah pinjem sana - sini ke teman-teman kos, akhirnya kami berhasil mengumpulkan uang yang pas-pasan untuk melakukan pendakian. Maklumlah, saat itu status kami masih mahasiswa yang masih setia menunggu transferan dari orang tua ... hehehe.
Baca Juga
- Be Alert Status of Mountain Slamet
- Secrets Of Lawang Sewu
- Mengenal Wisata Terbaru di Jogja yang Belum Banyak Diketahui Wisatawan
- Sawarna Dazzling Beaches
- Wisata Pantai Pulau Celagen Bangka
- Wisata Pulau Lengkuas Si Cantik Pencuri Hati
- Wisata Pulau Rubiah NAD
- Wisata Romantis Bandung
- Gunung Merbabu Salatiga - Holidays Full of Memories
- Tempat Wisata Murah di Jakarta || Wisata Alam Hutan Manggrove
- Sempu Island Hidden
- Danau 3 Warna : Tempat Roh Bersemayam - Nusa Tenggara
- Wisata Pantai Akkarena yang Cantik
- Mengintip Keistimewaan Area Wisata Pantai Losari - Makassar
- Eksotisme Area Wisata Pantai Tanjung Labu - Bangka Belitung
- Wisata Pantai Gunung Namak Bangka
- 99+ Paket Wisata Terbaru di Indonesia
- 10 Tempat Wisata Sentul - Bogor yang lagi Viral
- Tourism Mount SEMERU
Kami memulai perjalanan dari terminal Solo (Jawa Tengah) ke arah Tawangmangu. Kemudian, disambung dengan naik mobil colt jurusan Sarangan dan berhenti di Cemoro Kandang atau Cemoro Sewu. Dari terminal Solo hingga ke Cemoro Sewu, kami diguyur hujan. Kami berharap hujan akan segera berhenti. Tapi setelah menunggu lebih dari 1 jam, hujan deras dan angin masih mengguyur Cemoro Sewu. Walaupun sudah dilarang untuk naik karena cuaca lagi buruk, tapi kami nekad dengan jalan mengendap-ngendap dari pantauan pengawas gunung ... Olala

Perjalanan dari Cemoro Kandang ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 12 km dan tidak begitu terjal, Setelah itu kita akan melewati hutan pinus dan akasia yang jalannya berbatu. Sama dengan Gunung Merbabu kita juga akan melewati beberapa pos.
Pos I : Taman Sari Bawah. Pos II : Taman Sari Atas. Pos III : Penggik. Pos IV : Cokrosurya. Pos IV adalah pos terakhir sebelum kita mencapai puncak. Setelah ini kita akan jalan jauh jauh dan terjal (kiri kanan jurang) tanpa menemukan pos. Sebaiknya kalo mau beristirahat atau membuka tenda dapat dilakukan di pos IV ini.
Kita melanjutkan perjalanan melewati hutan dan lereng bukit yang curam menuju puncak. Puncak gunung lawu ada 3 buah yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumilling dan Hargo Dumillah. Puncak tertinggi adalah Hargo Dumillah. Di Hargo Dalem kita bisa menyaksikan padang yang luas dan ditumbuhi tanaman perdu. Dari sini kita bisa melihat lembah dan puncak gunung Lawu.
Pada saat mencapai puncak di Hargo Dumilllah masih sekitar jam 3 subuh dan masih hujan gerimis. Kami memutuskan beristirahat sambil menyeduh kopi. Akhirnya hujan berhenti dan sang matahari sedikit demi sedikit mulai menunjukkan keperkasaannya dengan sinarnya yang terang benderang. Luar biasa kami bisa melihat pemandangan yang menakjubkan. Dari arah barat kita akan memandang gunung Merapi dan Gunung Bromo. Sedangkan dari arah timur, kita akan melihat gunung Kelud dan Willis.
Ingin rasanya mengulang kembali pendakian ini melalui Cemoro Sewu. Tapi hingga hari ini kami belum bisa ke sana lagi. Apakah yang di atas masih berkenan memberikan kesempatan bagi kami ?? Walaupun hanya menginap di bawah kaki gunung Lawu ? Entahlah ....
Apakah teman-teman tertarik untuk mendaki atau pergi ke Area Wisata di Puncak di gunung Lawu ? Kalo ya ... wah mantep itu. Saya akan setia menunggu ceritanya. Selamat berlibur .....
Saya sudah 2 kali ke sana, memang sangat indah
BalasHapusmau pergi ke sana lagi tapi belum ada waktu
next time
ih serem juga ya
BalasHapus